Sabtu, 24 September 2016

Positif atau Negatif ?

Intro
tepat satu tahun yang lalu aku diwisuda sebagai sarjana teknik disalah satu kampus cukup ternama dikota Malang (oktober 2015), lulus dengan IPK yang cukup bagi saya sendiri, ingat sekali bagaimana perasaan saya ketika diwisuda bahagia, membanggakan dan pastinya berekspetasi tinggi, sebelum diwisuda saya sendiri dinyatakan lolos tes akhir atau tes kesehatan pada salah satu perusahaan yang cukup bonafit, pada awalnya sendiri pikiran saya sedang memikirkan hal yang tak lain untuk bermain main saja yg menyebabkan keraguan pada hati untuk berangkat pergi menuju ibu kota untuk bekerja dimana perusahaan tsb berlokasikan.

Titik Awal
pada awalnya saya tak begitu ingin untuk berangkat sampai akhirnya perusahaan memberikan waktu sekitar awal januari untuk mempersiapkan diri berangkat menuju ibu kota, saat sebelum hari pemberangkatan benar benar menjadi hari yang tak pernah aku sia siakan untuk bermain, hari demi hari hanya berlalu dengan wasting time atau bermain kesana kemari, tepat saat hari pemberangkatan perusahaan tsb kembali mentelfon untuk klarifikasi bila penundaan pemberangkatan dikarenakan alasan yang cukup rumit pada awalnya jatah liburan seperti diperpanjang hingga akhirnya ditunda pada bulan berikutnya, pada saat bulan berikutnya pun sama seperti bulan bulan sebelumnya terjadi penundaan, sampai pada akhirnya perusahaan tersebut tak pernah menelfon kami kembali hingga kami (peserta lolos tes akhir) sendiri yang mentelfon balik perusahaan tsb dengan jawaban yang sama seperti jawaban yang sebelum belumnya.

Titik Tengah
pada saat proses penundaan atau menunggu pemberangkatan, terhitung awal januari diriku menunggu awal penantian yang cukup menyianyiakan, awal febuari mulai mencoba melangkah mencari pekerjaan yang lain dengan mengikuti jobfair, masi ingat awal jobfair bertempatkan dikota pahlawan, saya bersama teman teman berangkat menuju jobfair tersebut bersama sama, masi ingat betapa tidak ada keniatan saya untuk bekerja dan hanya memikirkan main main saja, begitu tercermin dari kesiapan saya yang hanya membawa CV 2 lembar saja, pada awalnya memang hanya main yang ada diotak saya, terlintas dipikiran "mau sampai kpn mainnya?" memang pertanyaan yang sedikit namun cukup membuat hati bimbang, semenjak pertanyaan itu muncul dalam otak saya pun mulai meningkatkan niat saya untuk benar benar mencari pekerjaan, mulai pada awalnya terlalu selektif dalam memilih perusahaan hingga kesiapan saya dalam mengikuti tahapan tahapan dalam proses seleksi karyawan, tak terhitung berapa CV yang telah saya drop diperusahaan perusahaan yang mengikuti jobfair hingga menggunakan aplikasi pencari pekerjaan.

Titik Gelap menuju Titik Terang
bermodalkan kepercayaan tinggi karena sebelumnya telah pernah mengikuti seleksi karyawan diperusahaan yang cukup bonafit hingga proses tahap akhir (namun digantung perusahaan tsb hingga akhirnya tak ada kejelasan sama sekali), saya pun cukup percaya diri menghadapi seleksi diberbagai perusahaan perusahaan yang siap menerima jasa dan tenaga saya, namun lambat laun satu persatu teman yang dulu mencari pekerjaan bersama mulai mendapatkan jalan dalam karir mereka masing masing lebih tepatnya mendapatkan pekerjaannya masing masing, mungkin pada titik ini saya merasa tertinggal dan kalah, hingga akhirnya saya pernah mencoba mengikuti jejak salah satu teman seperjuangan dalam mencari pekerjaan dulu untuk berkarir dalam perusahaan tempat dia bekerja sekarang, pada akhirnya sayapun gagal juga dalam proses seleksi interview, mungkin dimulailah kepercayaan yang dulu tinggi hingga ekspetasi yang cukup tinggi terjun bebas menuju jurang tanpa dasar, bagaimana mungkin teman saya bercerita bagaimana proses rekrutmentnya sangat muda namun saya masi saja gagal, tak patah arang saya sendiri terus mencoba sampai pada akhirnya saya berhenti dan menoleh ke belakang pada akhirnya telah menginjak puluhan perusahaan yang telah saya ikuti proses rekrutmennya dan tak terhitung berapa CV yang telah saya keluarkan, mungkin disaat inilah saya merasa sedikit frustasi atau bisa dibilang iri ketika teman teman memulai memetik hasil kerja keras mereka dalam bekerja, mereka mampu membeli sesuatu sesuai keinginan mereka dengan uang mereka sendiri sedangkan diriku? jangan kan membeli suatu barang mengembalikan sebuah kepercayaan saja akupun tak mampu.

Titik Sekarang
sampai pada akhirnya ketika salah satu sahabat seperjobseeker saya sendiri yang membangkitkan semangat saya untuk tetap berjuang dan terus berusaha, masih ingat bagaimana kata kata yang dia lontarkan kepadaku "cuman ini usaha yang bisa aku lakukan selain berdoa dan berusaha, selebihnya tuhan yang menentukan" yang dimaksut kata usaha dalam perkatannya adalah tetap mencari pekerjaan, well mungkin sederhana tapi banyak makna dalam kandungan arti dalam kata katanya pada saat saat begini, mungkin sifat tak mudah menyerahnya patut untuk ditiru, semenjak dia berkata begitu akupun tak ingin kalah dalam hal semangat, sekali lagi aku melangkah untuk mengikuti proses rekrutmen dalam berbagai perusahaan meski sampai saat ini masih belum mendapatkan jodoh dalam bekerja, akan terus aku hitung berapa perusahaan yang telah aku lamar hingga pada akhirnya 1 peluang dalam perusahaan yang dapat aku masuki (peluang 1/?), well mungkin 1 tahun yang lika-liku namun memiliki berbagai pelajaran mungkin salah satunya dalam hal sudut pandang, mungkin pada pandanganku saat ini berbeda dengan pandangan diriku yang lalu, teman yang mampu membeli barang sesuai keinginan mereka? well mereka patut diapresiasi karena kerja keras mereka dan patut untuk ditiru dan dijadikan motivasi agar dapat menyusul, teman mendapatkan pekerjaan dahulu? well mereka telah berjuang dan patut untuk diberi dukungan untuk memulai jalan awal karir mereka, aku? kasihan? well sudut pandang kalian lah yang melihat tp aku tak tak membutuhkan kasihan karena aku bukanlah seseorang yang seperti dahulu lagi, mungkin seperti cuplikan kata "jomblo ngak butuh quote tapi jomblo butuh pasangan" sayapun memulai mencari kepuasan tersendiri, mungkin salah satu kepuasan tersebut adalah mencurhkan dalam bentuk tulisan pada media ini, satu tahun yang sia sia? yang benar saja, satu tahun yang penuh pelajaran malah, ngak dalam moral saja mungkin dalam mengisi waktu luang juga, dengan limpahnya waktu luang terkadang aku isi dalam mengembangkan ilmu dalam hal editing, ngak cuman edit foto dan vidio juga dalam editing software CAD , mungkin dengan banyaknya waktu luang ini memberikan cukup ruang untuk berkarya dan berimajinasi.

Termikasihku untuk : Kedua Orang tua dan Parasahabat!
mungkin sekali lagi jalan yang kita ambil ini sama wahai sahabat terbaikku sampai pada persimpangan jalan aku akan tetap mendoakanmu yang terbaik sahabatku yang tak pernah lelah menasihati dan memberi semangat

"Sandi Tyo orang biasa bisa saja"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar